Kesedihan dan Termodinamika
Tidak ada korelasi, tapi sangat melelahkan
Baru tanggal 2 di bulan Juni, tapi kesedihan sudah menghampiri. Tidak ada korelasi tapi hari ini sangat berhubungan. Hari ini diawali saya bangun pagi, sangat pagi dan setelah sholat subuh tidak lanjut tidur. Biasanya saya akan lanjut belajar kursus, yaa dengan waktu yang mepet saya mencoba untuk melamar tes bersama BUMN, demi cita-cita saya bekerja di bank. Entahlah, saya tidak optimis dengan jalan ini hanya melakukan saja. Hanya.
Tapi hari ini, saya tidak mengerjakan soal. Hanya leyeh-leyeh tidak jelas, scroll tiktok, dan semua media sosial. Mencoba menaikkan keinginan saya memiliki beberapa akun youtube untuk menambah semangat belajar, sudah ditonton tapi masih saja.
Sampai pada waktu untuk menyuntikkan insulin pada Ibu saya, Ibu saya penderita diabetes yang mengharuskannya suntik setiap hari sebanyak tiga kali. Satu kali sebelum sarapan, satu kali saat petang dan satu lagi saat malam. Biasanya kalau pagi yang suntik Ibu sendiri, tapi kalau petang dan malam adalah tugas saya. Saat malam tadi, entah karena salah posisi hasil suntikannya berdarah. Itu membuat saya sedih, entah bagaimana ya perasaan Ibu saya, ingin menangis saat itu juga, kasihan sekali melihatnya.
Sampai akhirnya saya berselancar lagi di dunia maya, menemukan tweet lucu.
Melihat postingan ini saya tertawa terbahak-bahak, tidak tahu alasannya tapi bagaimana ya perasaan mahasiswa ITB saat terpampang soal seperti ini. Bahkan angka saja tidak ada, bagaiaman cara menghitungnya sahutku, untung saja aku bukan mahasiswa ITB, membayangkannya saja tidak bisa. Entah tiba-tiba perasaan kelam berubah menjadi komedi sesaat tweet ini. Sampai saya berusaha menghibur diri dengan menonton video lucu.
Meskipun begitu, jam 11.30 malam Ibu menggedor kamar, meminta membelikan teh lavender karena dulu saya pernah membelikan beliau teh lavender akibat insomnia. Membuat saya, kembali ke kecemasan tidak bertepi lagi. Ibu adalah tiang pancang saya, apalagi saya menyaksikan sendiri bagaimana Ibu harus operasi akibat abses yang dipicu oleh gula darah yang tinggi. Itu mungkin penyebab kecemasan saya dan rasa trauma berkelanjutan, saya harap Ibu tetap sehat sampai saya bisa memberikannya cucu-cucu yang lucu. Saya selalu berdoa untuk itu. Tetap sehat ya Ma…